Memang saat ini begitu menyakitkan, tidak ada sedikitpun kejujuran yang datang. Tak ada sedikitpun kepasrahan menyeruak hidup hanya untuk menangkap kebahagiaan. Sakit hati ini melihat kenyataan bahwa dia bahagia dengan yang lain, tapi bukan dengan diri ku. Aku akui semua itu... Sakit hati ini merasakan kenyataan bahwa aku harus tetap melihat dirinya dengan yang lain, melihat senyumnya, melihat geraknya, melihat tingkahnya, mendengar suaranya, menatap wajahnya, , , terus begitu sampai aku benar-benar tidak tahan dan mati dalam keadaan yang terkepung nyawa gelap...
Aku tak bisa membalas dalam bentuk apapun, hal yang aku inginkan hanya diam, dengan seribu bahasa,, aku tak pernah dianggap, tapi aku diam. Aku bukan apa bagi dirinya, memang aku bukan apa, dan bahkan bukan siapa-siapa aku hanya manusia yang sendirian mencari jalan terang yang selama ini masih sangat gelap... Aku sedih jika aku harus begini terus, mungkin akan selamanya begini sampai aku mati...
Kenyataan harus menghadapi dirinya setiap hari, aku tak bisa jujur, tapi tak bisa pula untuk menahan asa dalam diri. Hidup ku terus dengan wajahnya, suaranya, dirinya, tingkahnya, apapun dirinya, entah sampai kapan iringan dirinya sisipi diriku... Saat menulis ini aku sedang menangis dalam hati, kenapa harus terjadi, kenapa harus dengan dia, kenapa?
Aku terus bertanya-bertanya-bertanya sampai aku telah sendiri pertanyaanku dan menyesakkan dada ku, tak terasa air mata ini menetes perlahan-lahan... ini adalah kesalahan masa lalu, dan tak seharusnya aku menjalani ini di kehidupan ini... aku tertekan jika dekat dengannya... aku tak bisa diam, dengan hanya berpura-pura tegar tapi hati sangat sakit... aku sedih... lemah selemah apa yang ada sekarang ini... entah dalam pikiran ku tersirat "Aq terkait dengan ilusi diri ku yang terikat" tak pernah ia pikirkan aku, dan tak pernah berusaha untuk tenangkan aku... aku sakit... aku balas dia, tapi dia campakkan aku...
Sakit. Sakit sekali hati ini saat menuliskan ini... tersayat... tak berbentuk aku remuk dengan pecahan yang berkeping-keping... aku merasa, aku masih punya kehidupan yang bisa menopang aku... aku tak akan bisa bertahan jika tak setegar ini...
Aku tak bisa membalas dalam bentuk apapun, hal yang aku inginkan hanya diam, dengan seribu bahasa,, aku tak pernah dianggap, tapi aku diam. Aku bukan apa bagi dirinya, memang aku bukan apa, dan bahkan bukan siapa-siapa aku hanya manusia yang sendirian mencari jalan terang yang selama ini masih sangat gelap... Aku sedih jika aku harus begini terus, mungkin akan selamanya begini sampai aku mati...
Kenyataan harus menghadapi dirinya setiap hari, aku tak bisa jujur, tapi tak bisa pula untuk menahan asa dalam diri. Hidup ku terus dengan wajahnya, suaranya, dirinya, tingkahnya, apapun dirinya, entah sampai kapan iringan dirinya sisipi diriku... Saat menulis ini aku sedang menangis dalam hati, kenapa harus terjadi, kenapa harus dengan dia, kenapa?
Aku terus bertanya-bertanya-bertanya sampai aku telah sendiri pertanyaanku dan menyesakkan dada ku, tak terasa air mata ini menetes perlahan-lahan... ini adalah kesalahan masa lalu, dan tak seharusnya aku menjalani ini di kehidupan ini... aku tertekan jika dekat dengannya... aku tak bisa diam, dengan hanya berpura-pura tegar tapi hati sangat sakit... aku sedih... lemah selemah apa yang ada sekarang ini... entah dalam pikiran ku tersirat "Aq terkait dengan ilusi diri ku yang terikat" tak pernah ia pikirkan aku, dan tak pernah berusaha untuk tenangkan aku... aku sakit... aku balas dia, tapi dia campakkan aku...
Sakit. Sakit sekali hati ini saat menuliskan ini... tersayat... tak berbentuk aku remuk dengan pecahan yang berkeping-keping... aku merasa, aku masih punya kehidupan yang bisa menopang aku... aku tak akan bisa bertahan jika tak setegar ini...
wayow...
BalasHapuscurhatannya nyesakin hatiq...
hiks2...
mang kata org kita biasanya cma bs melihat apa yg terlihat oleh mata kita saja.
g tw dibalik keceriaan seseorang ternyata org tersebut menyimpan berjuta derita (*lebay)